Rabu, 27 April 2016

10 Laman Web 2.0 yang Kamu Perlukan dalam Proses Pengajaran dan Pembelajaran

1


Baca postingan sebelumnya juga ya tentang 3 ciri Web 2.0 Tools dan 21st Century Skill.

Akhirnya sampai juga ke postingan yang membincarakan tentang Web 2.0 apa saja yang kebanyakan digunakan dalam pendidikan? By the way, masih ingat kan kalau Web 2.0 ini bersifat independent yang banyak sekali manfaatnya untuk berinteraksi satu sama lain melalui berbagai sosial media online. Nah, kamu sudah penasaran, oke deh langsung aja ya saya akan berbagi laman web yang terbaik dalam mendukung pendidikan versi saya pastinya, hehe

  1. Yahoo, Gmail, Kedua laman web ini memberikan ruang untuk menjalin komunikasi yang lebih dikenal dengan komukasi dua arah atau two-ways berbeda dengan ketiga situs blog di bawah ini yang lebih menyajikan informasi dan dikenal dengan komunikasi satu arah atau one-ways.
  2. Blogger. Pastinya sudah pada kenal dengan nama nya 'blog', nya blog itu sendiri ya ini laman web yang sedang anda gunakan dan membaca artikel ini. Nah blog yang saya gunakan ini menggunakan template Blogger. Dengan menggunakan salah satu laman web Yahoo atau Gmail, kamu langsung dapat login ke semua laman web yang dibagikan secara gratis.
  3. Wordpress. Selain Blogger masih ada banyak template yang ditawarkan secara gratis, seperti Wordpress.
  4. Tumblr juga dibagikan kepada pengguna secara gratis dengan cara login menggunakan email.
    Create something new, Teachers.
  5. Hangout Google. Dengan menggunakan akun Gmail, kamu langsung bisa akses situs hangout google. Kamu bisa berbagi gambar, video, kamu juga boleh free call atau video call. Serunya lagi kamu juga boleh invite beberapa teman untuk saling berdiskusi. Saya sangat tertarik untuk menggunakan web ini.
  6. Google Drive. Masih dengan menggunakan akun Gmail, kamu juga dapat mengakses google drive. Ini adalah beberapa kelebihan yang ditawarkan Gmail. Lewat Google Drive kamu diberi kebebasan untuk menyimpan file sebanyak 15 MB. Kamu akan dapatkan url untuk dibagikan  kepada murid atau mahasiswa. Sangat memudahkan kita untuk berbagi artikel.
  7. Remind.  Nah, ini saya baru tahu selepas mengikuti kelas Couserra. Menariknya menggunakan laman web ini, kamu bisa menentapkan tanggal jika takut terlupakan ketika ingin membagikan tugas kepada murid atau mahasiswa sedangkan kamu harus pergi berpiknik. 
  8. Thinklink. Nah, kamu harus coba ini nih. Menggunakan laman web ini, kamu bisa menempelkan url dalam gambar atau video. Sangat memudahkan murid atau mahasiswa untuk mendapatkan dengan cepat tanpa membuang waktu.
  9. Wevideo. Wevideo ini lebih kurang sama dengan aplikasi Window Movie Maker atau Corel Video lho. Bedanya jika kamu mau membuat video, kamu tidak perlu mendownload dan install aplikasi. Kamu hanya perlu pergi ke laman web wevideo dan langsung aja bisa membuat video pembelajaran sesuai yang kamu inginkan. 
  10. Jing. Ini nih situs yang sangat membantu saya dalam menyelesaikan tugas. Sebuah aplikasi yang bermanfaat sekali untuk meng-capture dan merekam video. Kamu diberikan pilihan untuk save atau langsung boleh copy dan paste baik ke dalam dokumen atau slide presentation.
Sebenarnya masih ada banyak lagi Web 2.0 Tools yang menarik, mungkin lain kesempatan akan saya bahas lagi ya. Semoga bermanfaat.


21st Century Skill and Web 2.0 Tools

0


Sebelum kita mulai mengenali lebih jauh tentang Web 2.0 Tools, ada satu hal lagi yang perlu untuk kita ketahui yaitu apa yang kita maksud dengan keterampilan abad ke-21 atau lebih terkenal dengan 21th Century Skill.

Keterampilan teknologi abad ke-21 adalah kemampuan yang membolehkan murid untuk dapat mengakses (access), menganalisis (analyze), mengurus (manage), mensintesis (synthesize), menilai (evaluate), membuat (create), dan berkongsi (share) maklumat dalam berbagai bentuk dan media dengan menggabungkan perspektif global. 

Nah, di sinilah para guru-guru dapat memanfaatkan keterampilan teknologi ini untuk mendukung hasil belajar abad ke-21 dalam mempersiapkan murid untuk memenuhi keperluan tenaga kerja yang terus berkembang. 

Keterampilan  abad ke-21 itu sendiri merujuk pada kompetensi dalam kreativitas (creativity), komunikasi (comunication), kolaborasi (colaboration), literasi digital (digital literacy), berfikir kritis (critical thinking), dan pemecahan masalah (problem solving). Termasuk juga di dalamnya keterampilan atau kemampuan dalam dalam merefleksi dan menanggapi.

Nah, kalau sudah mengenali keterampilan apa saja yang diperlukan untuk menyesuaikan diri dengan teknologi abad ke-21 baru deh kita lihat lebih lanjut apa aja Web 2.0 Tools apa saja yang boleh mendukung keterampilan abad ke-21 ini terhadap murid dan juga para guru-guru.

Senin, 25 April 2016

3 Ciri Utama Web 2.0 Tool

0


Saya yakin diantara kalian pasti sudah pernah menggunakan Web 2.0 tool, hanya saja tidak tahu kalau itu adalah dia. Sama dengan pengalaman saya kenal dengan nama Web 2.0 tool. Jadi, apa sih sebenarnya Web 2.0 tool itu?

Web 2.0 ialah laman web/aplikasi yang membolehkan interaksi baik secara one-waytwo-ways, bahkan multiple-ways antara pemilik dengan pengguna. Istilah Web 2.0 ini digunakan untuk menggambarkan berbagai aplikasi-aplikasi yang tersebar di Internet generasi baru yang berbeda dengan generasi pada pertengahan tahun 1990-an yang merevolusi cara kita dalam menggunakan internet itu sendiri. Beberapa diantara ciri-ciri dari Web 2.0 itu sendiri ialah kemudahan dan fleksibelitas yang ditawarkan, selain itu juga website yang dibuat dengan full css yang membuat laman web lebih mudah dan ringan untuk dicapai.

Lalu apa hubungannya Web 2.0 dengan pendidikan? Pastinya terdapat hubungkait yang sangat besar. Lebih-lebih lagi di zaman yang kelancaran akses internet semakin sukses dalam menggunakan teknologi bukanlah benda yang awam. Pengajar harus mahir dalam memilih dan menggunakan Web 2.0 tool kerana terdapat banyak sekali kemudahan yang ditawarkan. Maka dalam postingan kali ini saya akan membahas tiga ciri-ciri untuk memudahkan ada mengenali Web 2.0.

  1. Web 2.0 sebagai Platform, dimana aplikasi-aplikasi Web 2.0 yaitu menggunakan internet sebagai platformPlatform di sini maksudnya ialah aplikasi-aplikasi Web 2.0 dijalankan secara langsung di atas internet bukan di atas sistem operasi tertentu. Contohnya itu Google yang boleh diakses dari sistem operasi mana pun. Kelebihannya pengguna tidak perlu menginstall apa-apa untuk menggunakan aplikasi-aplikasi ini. Seru bukan? Contoh lain itu WeVideo yang merupakan salah satu aplikasi menyerupai Window Movie Maker, bedanya WeVideo dapat diakses secara online tanpa perlu menginstallnya. Menarik untuk dicoba bukan? 
  2. Web 2.0 merupakan pengumpul pengetahuan yang bersifat kolektif. Ini terbukti dengan adanya Wikipedia sebagai ensiklopedia secara online.
  3. Web 2.0 dipercayai dengan data yang tepat. Masih dengan contoh yang sama yaitu Google, dimana kekuatan search engine Google terletak pada pengumpulan dan pengurusan data dari berbagai laman web di internet yang dapat memudahkan pengguna.
Untuk kalian yang mau tahu lebih banyak perbedaan Wb 1.0, Web 2.0 dan Web 3.0 boleh klik di sini

So, apa saja sih Web 2.0 yang sesuai digunakan pengajar? Ditunggu postingan selanjutnya ya, saya akan bahas lebih banyak lagi. Oke.

Selasa, 05 April 2016

0


***************TULVING’S THEORY OF MEMORY*************
Studi mengenai memori memiliki tempat terpenting dalam penelitian mengenai kesadaran manusia. Tulving (1972) mengemukakan bahwa suatu perbedaan akan ada antara memori episodik dan  semantik.
Dalam penelitian tentang penyimpanan, struktur dan pemungsian memori manusia, seseorang umumnya bekerja dengan struktur semantik dan prosedural. Seseorang terkadang berbicara dalam istilah umum tentang kejadian atau peristiwa yang tersimpan dalam memori, tetapi tidak biasa  menyediakan daerah terpisah untuk struktur ini dan bahkan lebih tidak biasa lagi merumuskan sebuah teori yang lengkap mengenai memori atas dasar beberapa peristiwa. Hal ini tepat sekali dengan apa yang telah dilakukan Tulving (1983, 1984). Sebuah teori episodik mengenai memori tidak hanya berhubungan dengan proses tetapi juga dengan gambaran. Oleh karena itu,dalam teori memori tersebut, seseorang harus menjelaskan struktur seperti halnya penyimpanan informasi dalam memori. Untuk alasan ini Tulving merumuskan sebuah model memori yang dia sebut General Abstract Processing System (GAPS).
Tulving mengemukakan bahwa Objek penting terhadap banyak teori mengenai memori,  yaitu seseorang tidak mendapat pengalaman tentang ingatan dalam cerita. Hal ini cukup normal dalam psikologi kognitif untuk membedakan antara proses pengenalan dan proses mengingat, tetapi sebagian besar orang tidak mengalami perbedaan yang seperti itu. Seseorang yang mengingat sesuatu hal, berjalan melalui kejadian yang telah dialami sebelumnya atau peristiwa selanjutnya (Tulving, 1983, hal. 125). Dalam hal ini, sangat penting untuk dipikirkan tidak hanya struktur semantik, tetapi juga fenomenologi mengenai apa yang diingat. Artinya bahwa hal ini keliru jika meminjam kerangka konseptual untuk gambaran mengenai ingatan kejadian-kejadian pribadi dari beberapa teori semantik mengenai memori. Ebbinghaus telah menunjukkan perbedaan antara “mengingat peristiwa-peristiwa masa lalu, dan ilmu mengenai isi simbolisnya” (1983, hal. 129), sejarah mengenai penelitian memori akan menjadi berbeda sepenuhnya.
Model (GAPS) yang Tulving kemukakan, terdiri dari dua bagian, bagian penyimpanan dan bagian mendapatkan kembali. Aspek karakterisitk mengenai bagian penyimpanan adalah penyimpanan informasi yang berlangsung dalam bentuk peristiwa. Point penting dalam bagian mendapatkan kembali, dengan cara lain, yaitu keberhasilan operasi isyarat mendapatkan kembali sebagian besar informasi yang berkaitan.
  Tulving menekankan perbedaan antara memori episodik dan semantik. Hal ini penting untuk dicatat bahwa perbedaan antara memori episodik dan  semantik tidak hanya terletak pada dua sistem memori yang ada, juga paling tidak pada dua macam ilmu dan informasi yang berbeda.
Jika Anda ingin membaca ringksasannya dapat mengunduhnya di sini...

Jumat, 01 April 2016

Thinking Based Learning (TBL)

0



Thinking Based Learning (TBL) yaitu suatu metode pembelajaran dimana skillful thinking atau kemampuan berpikir yang dipadukan dengan isi pembelajaran.

Berbeda dengan Problem Based Learning (PBL) dimana ada peluang murid meningkatkan keterampilan berpikir. Tapi guru tidak menyatakan secara explicit kepada murida kan membina keterampilan berpikir. Sebab ada bermacam-macam keterampilan dalam PBL, seperti membuat keputusan, komunikasi, analisis, mensintesis, dll.

Sedangkan TBL ada satu specific/focus thinking yang ingin perlihatkan dan secara langsung guru ketika merancang RPP atau lesson plan dia sudah memikirkan, 'RPP untuk hari ini keterampilan apa yang sebaiknya saya tanamkan pada murid? Sehingga, secara tidak langsung dan pada masa yang sama guru tersebut akan ajarkan konten. 

Basically, untuk meningkatkan/membangunkan keterampilan berpikir ada tiga pendekatan, iaitu:
  1. Direct approach, mengajar secara spesifik tidak menghiraukan konten. yang diajarkan hanyalah berpikir saja. 
  2. Indirect approach, pendekatan dimana kita menggunakan metode dimana memang murid terpaksa harus banyak berpikir. Contohnya kita gunakan PBL atau inquiry method.
  3. Infused approach, menggunakan pendekatan perpaduan dalam isi pembelajaran.
TBL dapat pula meningkatkan keterampilan berfikir secara efisien.
Ada 3 komponen dalam TBL, yaitu thinking skills, habits of mind, metacognitive (berfikir tentang pemikiran).

Dalam silabus kita mengkatagorikan keterampilan berpikir ke dalam beberapa komponen yaitu keterampilan berpikir keratif (creative thinking) dan keterampilan berpikir kritis (critical Thinking).

Lalu kita dalam merancang lesson plan juga meletakkan (di bawah keterampilan berpikir kritis) beberapa perkara penting lainnya contohnya membanding perbedaan, menghubung satu dengan lainnya, atau menganalisis ---> mengacu pada Taksonomi Bloom.





PBL Problem and PBL Problem Scenario

0

Our have a lecturer a facilitator (her doing PBL method for our) for teaching us to study and implementation the PBL. How to designing PBL problem and crafting the PBL problem scenario. Yeah, she the amazing lecturer.

We were directed to form a group. Lecturer gave us referrals. Some direction is to express learning issues in PBL problem. We mention some learning issues, such as what the PBL problem and PBL problem scenario. Then it is also what the characteristics of PBL problem scenario, the steps preparing PBL problem scenario along with learning outcomes.

Furthermore, we were guided to share to answer questions on the learning issue. In this post, I will write based on what I understand.

PBL problem is something that is difficult and uncertainty but requires resolution (a solution from a different perspective). He was known as trigger, a case or task. Sometimes he would be in the form of a dilemma, something challenging. Clearly, he needs completion and sometimes have diverse solutions.

Well, following this image is a learning issue that I get it from note my lecturer.


The problems presented to the learners are using the problem scenario and situate the problem scenario must engage the learners in that context. Embeds content of the subject is creativity a teacher make learners excited. The problem scenario could be a newspaper story or something provocative/interesting. You also can add picture or video to support the problem.

resep donat empuk ala dunkin donut resep kue cubit coklat enak dan sederhana resep donat kentang empuk lembut dan enak resep es krim goreng coklat kriuk mudah dan sederhana resep es krim coklat lembut resep bolu karamel panggang sarang semut