Selasa, 01 Maret 2016

0

PERBANDINGAN KURIKULUM MATEMATIKA JEPANG DENGAN KURIKULUM INDONESIA (KTSP ) UNTUK TINGKAT SD dan SMP



Pendidikan di lembaga sekolah tidak dapat berjalan jika hanya ada siswa, guru, bangunan dan fasilitas sekolah. Proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik jika materi belajar telah disepakati. Materi belajar tersebut tidak hanya berupa rangkaian kalimat yang menerangkan cakupan konten pembelajaran, tetapi juga memuat berapa lama harus diajarkan, tujuan pengajaran, dan bagaimana mengajarkannya. Inilah yang sering disebut sebagai  kurikulum. Tetapi kurikulum tidaklah sesederhana itu.         Kurikulum merupakan perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 dikatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai sisi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
Salah satu fungsi kurikulum yaitu dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Fungsi kurikulum dalam pendidikan tidak lain merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan suatu bangsa dengan bangsa lain tidak akan sama karena setiap bangsa dan negara mempunyai filsafat dan tujuan pendidikan tertentu yang dipengaruhi oleh berbagai segi, baik segi agama, idiologi, kebudayaan, maupun kebutuhan negara itu sendiri. Dengan demikian, kurikulum di negara Indonesia tidak sama dengan kurikulum di negara lain.
Pada dasarnya kurikulum memiliki komponen pokok dan komponen penunjang yang saling berkaitan dan berinteraksi satu sama lainnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut. Komponen merupakan satu sistem dari berbagai komponen yang saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya, sebab kalau satu komponen saja tidak ada atau tidak berjalan sebagaimana mestinya. Soemanto (1982) mengemukakan ada 4 komponen kurikulum, yaitu: (1) Objective (tujuan); (2) Knowledges (isi atau materi); (3) School learning experiences (interaksi belajar mengajar di sekolah) dan; (4) Evaluation (penilaian).
Dari pengertian tersebut diatas, kita ketahui bahwa setiap penyelenggaraan pendidikan membutuhkan kurikulum sebagai pedoman. Setiap negara di dunia ini pasti melaksanakan kegiatan pendidikan bagi rakyatnya, dapat dipastikan juga setiap negara memiliki kurikulum tersendiri dalam mengatur penyelenggaraan pendidikan rakyatnya. Seperti halnya kita ketahui di Indonesia menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, bagaimana dengan kurikulum di negara lain? Disini yang dimaksud adalah negara Jepang.

1.        Kurikulum Indonesia
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 
Kurikulum yang digunakan di Indonesia adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi(SI), proses, kompetensi lulusan (SKL), tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. 
Standar isi (SI) adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi merupakan pedoman untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang memuat:
Ø   kerangka dasar dan struktur kurikulum,
Ø   Beban belajar,
Ø   kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan di tingkat satuan pendidikan, dan
Ø   kalender pendidikan.

SKL digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan.
Penyusunan KTSP selain melibatkan guru dan karyawan juga melibatkan komite sekolah serta bila perlu para ahli dari perguruan tinggi setempat. Dengan keterlibatan komite sekolah dalam penyusunan KTSP maka KTSP yang disusun akan sesuai dengan aspirasi masyarakat, situasi dan kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat. KTSP ditujukan untuk menciptakan tamatan yang kompeten yang cerdas dalam mengembangkan identitas budaya dan bangsanya. Kurikulum ini dapat memberikan dasar-dasar pengetahuan, keterampilan, pengalaman belajar, mengembangkan integritas sosial serta membudayakan karakter nasional.
Panduan pengembangan kurikulum disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan peserta didik untuk :
-          Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
-          Belajar untuk memahami dan menghayati,
-          Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,
-          Belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain,
-           Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

2.    Kurikulum Jepang
            Tingkatan pendidikan di Jepang sama dengan di Indonesia yaitu dengan menggunakan sistem 6-3-3 (6 tahun SD, 3 tahun SMP, 3 tahun SMA) dan Perguruan Tinggi. Pendidikan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama digolongkan sebagai Compulsory Education dan Sekolah Menengah Atas digolongkan sebagai Educational Board. Panduan tentang muatan pembelajaran di sekolah Jepang termuat dalam gakusyuushidouyouryo (学習指導要領).
            Dokumen ini berisikan keterangan lengkap tentang tujuan pembelajaran di sekolah, materi pelajaran, pendidikan moral dan kegiatan khusus terkait dengan sekolah.Gakusyuushidouyouryou dapat dikatakan sebagai standar minimum yang harus dicapai oleh sekolah-sekolah negeri (国立学校), sekolah publik (公立学校, dan sekolah swasta (私立学校). Gakusyuushidouyouryou pertama kali dikeluarkan pada tahun 1947, bertepatan dengan lahirnya UU Pendidikan di Jepang.
            Compulsory Education di Jepang dilaksanakan dengan prinsip memberikan akses penuh kepada semua anak untuk mengenyam pendidikan selama 9 tahun (SD dan SMP) dengan menggratiskan tuition fee, dan mewajibkan orang tua untuk menyekolahkan anak (ditetapkan dalamFundamental Law of Education). Untuk memudahkan akses, maka di setiap distrik didirikan SD dan SMP walaupun daerah kampung dan siswanya minim (per kelas 10-11 siswa). Orang tua pun tidak boleh menyekolahkan anak ke distrik yang lain, jadi selama masa compulsory education, anak bersekolah di distrik masing-masing. Mutu sekolah negeri di semua distrik sama, sebab Ministry of Education mengkondisikan equality di semua sekolah. Sedangkan untuk SMA, siswa dibebaskan untuk memilih sekolah di distrik lain.
            Di Jepang Pendidikan dasar tidak mengenal ujian kenaikan kelas, tetapi siswa yang telah menyelesaikan proses belajar di kelas satu secara otomatis akan naik ke kelas dua, demikian seterusnya. Ujian akhir juga tidak ada, karena SD dan SMP masih termasuk kelompok compulsory education, sehingga siswa yang telah menyelesaikan studinya di tingkat SD dapat langsung mendaftar ke SMP. Selanjutnya siswa lulusan SMP dapat memilih SMA yang diminatinya, tetapi kali ini mereka harus mengikuti ujian masuk SMA yang bersifat standar, artinya soal ujian dibuat oleh Educational Board. Ujian masuk hampir serentak di seluruh Jepang dengan bidang studi yang sama yaitu, Bahasa Jepang, English, Math, Social Studies, dan Science. Sama halnya dengan Indonesia, SMA dibagi menjadi SMA umum dan SMK. Ujian masuk PT dilakukan dua tahap. Pertama secara nasional soal ujian disusun oleh Ministry of education, terdiri dari lima subject, sama seperti ujian masuk SMA, selanjutnya siswa harus mengikuti ujian masuk yang dilakukan masing-masing universitas, tepatnya ujian masuk di setiap fakultas.
Pembaharuan kurikulum di Jepang berlangsung setiap 10 tahun sekali, dan kurikulum terbaru yang diterbitkan di tahun 1998 adalah pembaharuan ketujuh sejak kurikulum yang diterapkan pada Perang Dunia II. Di Jepang kurikulum disusun oleh sebuah komite khusus dibawah kontrol Kementerian Pendidikan (MEXT). Komisi Kurikulum terdiri dari wakil dari Teacher Union, praktisi dan pakar pendidikan, wakil dari kalangan industri, dan wakil MEXT.
            Jepang merupakan negara yang pendidikannya maju. Sistem pendidikan Jepang memberi kesempatan kepada siswa tamatan sekolah menengah atas untuk mendapat pendidikan lebih lanjut yang bermacam-macam. Selain itu masih banyak ciri-ciri pendidikan Jepang, diantaranya:
1. Perhatian pada pendidikan datang dari bermacam-macam pihak
2. Sekolah jepang tidak mahal
3. Di Jepang tidak ada diskriminasi terhadap sekolah
4. Sekolah sebagai unit pendidikan
5. Guru terjamin tidak akan kehilangan jabatan
6. Guru di Jepang penuh dedikasi
7. Guru di Jepang merasa wajib memberi pendidikan “orang seutuhnya”
8. Guru di Jepang bersikap adil.

A.      Alasan membandingkan kurikulum matematika Jepang dengan Indonesia
            Berdasarkan TIMMS tahun 2011 nilai matematika Jepang jauh lebih tinggi daripada Indonesia. Jepang berhasil menduduki peringkat kelima setelah China Taipei, Singapore, Korea dan Hongkong, sedangkan Indonesia menduduki peringkat satu terendah/peringkat terakhir. Selain itu, lebih dari 85% siswa Indonesia hanya mampu sampai level very low dan low, sementara lebih 60% siswa Jepang mampu mencapai level high dan advance (Hasil uji publik kurikulum 2013, 2013). Oleh karena itu penulis tertarik untuk membandingkan kurikulum matematika Jepang dan kurikulum matematika Indonesia.

Perbandingan kurikulum matematika Jepang dengan kurikulum Indonesia (KTSP) pada jenjang Sekolah Dasar (SD).

Jepang
Indonesia
Kelas 1
-          Penjumlahan  dan pengurangan sederhana angka 2 –digit

-          Tidak ada melakukan pengukuran waktu dan panjang sederhana
-          Tidak ada pengukuran berat
-          Representasi bilangan 2 dan 3 digit
Kelas 1
-          Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20
-          Melakukan pengukuran waktu dan panjang sederhana

-          Pengukuran berat
-          Tidak mempelajari bilangan 3 digit
Kelas 2
-          Tidak ada pokok bahasan menggunakan alat ukur waktu dengan satuan jam
-          Operasi hitung bilangan sampai 3 angka
-          Pecahan sederhana
-          Grafik sederhana dan tabel perkalian sampai 9 x 9
Kelas 2
-          Menggunakan alat ukur waktu dengan satuan jam

-          Operasi bilangan sampai 500

-          Tidak ada materi pecahan
-          Tidak mempelajari grafik sederhana
Kelas 3
-          Mengenal segitiga sama kaki dan segitiga sama sisi
-          Perkalian dan pembagian bilangan sampai 2 angka
-          Telah dipelajari di kelas 2

-          Representasi bilangan 10.000, 100 juta dan operasi angka 3-4 digit
Kelas 3
-          Menghitung luas persegi dan persegi panjang
-          Telah dipelajari di kelas 2

-          Operasi hitung bilangan sampai 3 digit
-          Belum dipelajari angka 4 digit atau lebih
Kelas 4
-          Menemukan luas satuan persegi dan persegipanjang
-          Telah dipelajari di kelas 3
-          Tidak dipelajari

-          Tidak dipelajari
-          Telah dipelajri di kelas 3

-          Statistika
Kelas 4
-          Menentukan keliling dan luas jajargenjang dan segitiga
-          Pengukuran sudut
-          Faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah
-          Angka romawi
-          Sifat bangun ruang dan hubungan dengan bidang datar
-          Dipelajari di kelas 6
Kelas 5
-          Menemukan luas segitiga dan jajargenjang, luas belah ketupat, dan trapezium
-          Di pelajari di kelas 6
-          Tidak dipelajari
Kelas 5
-          Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun datar dan bangun ruang sederhana
-          Jarak dan kecepatan
-          KPK dan FPB
Kelas 6
-          Menemukan luas lingkaran
-          Tidak dipelajari
-          Tidak dipelajari
Kelas 6
-          Menghitung luas lingkaran
-          Debit
-          Sistem Koordinat

Perbandingan kurikulum matematika Jepang dengan kurikulum Indonesia (KTSP) pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Jepang
Indonesia
Kelas 7
-          Tidak di pelajari
-          Tidak dipelajari
-          Tidak dipelajari lagi
-          Tidak dipelajari
-          Dipelajari di kelas VIII
-          Bangun ruang sisi lengkung
-          Proyeksi
-          Statistika
-          Fungsi
Kelas 7
-          Himpunan
-          Perbandingan
-          Bilangan pecahan
-          Aritmatika sosial
-          Garis dan sudut
-          Dipelajari di kelas IX
-          Tidak dipelajari
-          Dipelajari di kelas IX
-          Dipelajari di kelas VIII
Kelas 8
-          Definisi dan arti metode pembuktian
-          Dasar – dasar segitiga dan jajargenjang
-          Dipelajari di kelas IX
-          Dipelajari di kelas IX
-          Kesebangunan dan Kekongruenan
-          Peluang

Kelas 8
-          Tidak dipelajari

-          Telah dipelajari dikelas VII

-          Teorema Pythagoras
-          Lingkaran
-          Dipelajari di kelas IX

-          Dpelajari di kelas IX
Kelas 9
-          Fungsi Kuadrat
-          Tidak dipelajari
Kelas 9
-          Tidak ada fungsi kuadrat
-          Pola bilangan dan deret
 Ringkasannya dapat di unduh di sini

0 komentar:

Posting Komentar

resep donat empuk ala dunkin donut resep kue cubit coklat enak dan sederhana resep donat kentang empuk lembut dan enak resep es krim goreng coklat kriuk mudah dan sederhana resep es krim coklat lembut resep bolu karamel panggang sarang semut