Di dunia yang begitu cepat berubah, kreativitas menjadi penentu keunggulan.
Daya kompetitif suatu bangsa sangat ditentukan pula oleh kreativitas sumber
daya manusianya. Kreativitas juga menjadi prasyarat bagi kesuksesan hidup
individu.
Menurut Bloom (1959) sintesis adalah kemampuan menganalisis informasi dan membentuk kembali informasi tersebut menjadi ide yang unik atau berbeda. Pemikiran kreatif sering dikaitkan dengan solusi masalah. Hayes (1981 dalam Zol Azlan, 2000) menjelaskan bahwa operasi kognitif dasar dalam pemikiran kreatif -mengidentifikasi masalah, menghasilkan ide dan perencanaan-merupakan komponen dalam penyelesaian masalah.
Meskipun terdapat berbagai definisi tentang kreativitas, sebagian besar ahli memiliki kesepahaman terkait dengan lima fase dari proses kreatif (Guilford, 1975; Idris, 2006, Suratno, 2012). Pertama, Fase Persiapan yaitu memperoleh gagasan, merasakan dan mendefinisikan masalah. Kedua, Fase Konsentrasi, memfokuskan pada masalah tertentu. Ketiga, Fase Inkubasi yaitu keluar dari permasalahan -hipotesis pemecahan masalah. Keempat, Fase Iluminasi, munculnya gagasan. Kelima, Fase Elaborasi yaitu pengujian gagasan. Kelima fase tersebut mencerminkan bahwa proses pembelajaran yang menekankan pada kreativitas siswa membutuhkan struktur tugas yang memfasilitasi proses menghasilkan gagasan dan ragam pemecahan masalah, pemahaman permukaan ataupun pembahasan satu jawaban tertentu.
Paling utama dalam mengembangkan kemampuan berfikir kreatif tersebut maka kita harus yakin bahawa kita adalah orang yang kreatif. Keyakinan ini akan mendorong dan memotivasi kita untuk selalu berfikir kreatif dalam mencari idea-idea baru, terbiasa untuk melihat dari perspektif yang berbeza dan menggunakan imaginasi.
Menurut Bloom (1959) sintesis adalah kemampuan menganalisis informasi dan membentuk kembali informasi tersebut menjadi ide yang unik atau berbeda. Pemikiran kreatif sering dikaitkan dengan solusi masalah. Hayes (1981 dalam Zol Azlan, 2000) menjelaskan bahwa operasi kognitif dasar dalam pemikiran kreatif -mengidentifikasi masalah, menghasilkan ide dan perencanaan-merupakan komponen dalam penyelesaian masalah.
Meskipun terdapat berbagai definisi tentang kreativitas, sebagian besar ahli memiliki kesepahaman terkait dengan lima fase dari proses kreatif (Guilford, 1975; Idris, 2006, Suratno, 2012). Pertama, Fase Persiapan yaitu memperoleh gagasan, merasakan dan mendefinisikan masalah. Kedua, Fase Konsentrasi, memfokuskan pada masalah tertentu. Ketiga, Fase Inkubasi yaitu keluar dari permasalahan -hipotesis pemecahan masalah. Keempat, Fase Iluminasi, munculnya gagasan. Kelima, Fase Elaborasi yaitu pengujian gagasan. Kelima fase tersebut mencerminkan bahwa proses pembelajaran yang menekankan pada kreativitas siswa membutuhkan struktur tugas yang memfasilitasi proses menghasilkan gagasan dan ragam pemecahan masalah, pemahaman permukaan ataupun pembahasan satu jawaban tertentu.
Paling utama dalam mengembangkan kemampuan berfikir kreatif tersebut maka kita harus yakin bahawa kita adalah orang yang kreatif. Keyakinan ini akan mendorong dan memotivasi kita untuk selalu berfikir kreatif dalam mencari idea-idea baru, terbiasa untuk melihat dari perspektif yang berbeza dan menggunakan imaginasi.
Berfikir dengan bijaksana sebelum mengambil keputusan juga merupakan langkah yg kreatif dlm menyelesaikan sesuatu masalah....take a actions
BalasHapusMenyelesaikan setiap masalah kendatinya melibatkan dua hal: akal dan naluri.
BalasHapusKedua hal inilah yang kemudian menciptakan kreativitas, inovasi, dll.
Semangat meningkatkan potensi diri, Dekchan. :)